Thursday, October 1, 2015

Bahaya tersembunyi pada airbag kendaraan


Ilustrasi kinerja airbag saat terjadi benturan.
Ilustrasi kinerja airbag saat terjadi benturan.

Sejatinya Airbag alias kantung udara adalah piranti atau fitur keselamatan penumpang mobil baik pada bagian depan dan belakang. Sesuai namanya, alat ini berbentuk kantung udara yang mengembang saat terjadi benturan keras pada kendaraan.

Namun di Indonesia belum ada undang-undang khusus yang mengharuskan produsen mobil menerapkan fitur ini pada kendaraan, beberapa kendaraan semisal Low Cost Green Car (LCGC) alias mobil murah nampaknya tak menyematkan fitur ini, Otomotifnet (9/9/2013).

Akan tetapi kurangnya pemahaman akan fungsi airbag bagi para pengemudi justru akan berdampak membahayakan, padahal airbag diciptakan untuk 'menyembung nyawa' bukannya justru 'pencabut nyawa'. Menurut data National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) seperti dituliskan Cheatset.com (8/5/2015), per 1 Januari 2009, airbag ini telah bertanggung jawab atas 296 kematian, termasuk 191 anak-anak, 92 orang pengemudi, dan 13 orang penumpang dewasa pada kendaraan yang diproduksi sebelum tahun 1998. Namun laporan tersebut juga diimbangi dengan penyelamatan yang dilakukan fitur ini. Kinerja Airbag berhasil menyelamatkan 25.782 nyawa antara tahun 1987 hingga 2008.

Seperti dijelaskan Fastnlow.net (12/12/2013), Airbag terbuat dari nylon tipis yang ditanamkan di dalam kemudi (setir) dan dashboard, walau pada beberapa varian mobil, produsen menyematkannya di bagian samping dan belakang jok. Kantung udara ini akan mengembang sesuai perintah sensor jika terjadi benturan pada minimal kecepatan 16-24 km per jam. Sistem pemompaan kantung udara pada dasarnya merupakan reaksi dari zat sodium azide (NaN3) dengan potassium nitrate (KNO3) yang berkolaborasi memproduksi gas nitrogen yang memompa kantung udara.

Ternyata dibalik efek perlindungan tersebut, tersimpan pula efek mematikan dari kinerja airbag. Kejadian yang berpotensi mengundang maut ini, sebenarnya mudah dijelaskan. Airbag pada mobil memang dirancang bersinergi dengan seat belts (sabuk pengaman) yang merupakan supplementary restraint system (SRS). Ketika terjadi benturan di saat mobil melaju, maka sebuah sensor akan memicu percikan listrik yang segera membakar gas Nitrogen di dalam wadah airbag. Gas terbakar inilah yang melahirkan ledakan, membuat airbag mengembang yang mengarah pada bagian muka dan dada.

Salah satu blogger Kompasiana (8/10/2011) menuliskan bahwa proses mengembangnya airbag, hanya membutuhkan waktu sekitar seperduapuluh kedipan mata, dengan asumsi kecepatan yang ditimbulkan oleh letupan airbag mencapai 300 km/jam.

Situs Detik.com memaparkan cidera yang diakibatkan dari airbag yang meletup saat mengenai pengendara saat terjadi benturan. Jenis luka yang seringkali terjadi adalah luka pada kulit. Hal itu bisa terjadi karena gesekan antara kulit tubuh dengan permukaan airbag. Sentuhan tersebut akan terasa keras akibat airbag mengembang cepat dalam hitungan tak sampai sedetik. Karena tekstur airbag yang keras, membuat gesekan dengan kulit memicu temperatur panas, sehingga kulit terasa seperti terbakar.

Apapun luka lainnya adalah pergelangan tangan dan lengan pengemudi yang terkilir, diakibatkan airbag yang mengembang dengan cepat dan melebihi takaran. Bahkan dalam beberapa kasus, pengemudi menderita patah tulang pada pergelangan tangan dan lengan. Kondisi tersebut bisa terjadi karena airbag memang berfungsi untuk melindungi kepala, leher, serta dada pengemudi dan penumpang mobil.

Tekanan udara yang sangat kuat secara cepat dan tiba-tiba menjadikan kepala tertekan secara kuat dan cepat begitu pun dengan leher. Bahkan, dalam kasus tertentu tulang rusuk pengemudi bisa patah.

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan, agar airbag ini bisa berfungsi benar menjaga nyawa Anda dan keluarga.

Sabuk pengaman (seat belt)

Sabuk pengaman adalah pasangan wajib agar airbag berfungsi benar. Saferide.org mengatakan bahwa tanpa airbag, seat belt bisa efektif, namun tanpa seatbelt, airbag bisa sangat berbahaya. Sebab saat sensor (SRS) terpicu, airbag mengembang hanya dalam waktu 1/20 detik.

Bayangkan jika Anda dihantam kantung udara secepat itu, lalu badan terpental karena tak menggunakan seat belt. hal tersebut dapat mencederai bahkan Anda dapat menderita patah tulang leher.

Pengganjal kepala (head rest)

Walau diartikan atau kebanyakan difungsikan sebagai sandaran kepala, namun fungsi perangkat ini sebenarnya bukanlah itu. Melainkan sebagai pengganjal bila kepala Anda terhentak ke belakang saat terjadi benturan dari depan.

Baby on-board

Seperti dijabarkan Nthsa.gov, bila Anda berkendara membawa balita dalam mobil, sangat disarankan menempatkannya pada baby bucket yang berada di jok belakang. Apabila bayi diletakkan di jok depan, letupan airbag yang keras akan menghantam sang bayi.

Posisi duduk

Khususnya untuk pengemudi, disarankan posisi duduknya berada pada jarak kurang lebih 30 cm dari setir, apabila kurang dari itu, efek impact dari airbag dapat membahayakan.

Pastikan airbag berfungsi

Normalnya, setelah kunci dikontak, lampu sensor airbag akan akan menyala dan mati beberapa saat kemudian. Bila lampu berkedip, berarti ada yang salah dengan sistem airbag mobil Anda. Disarankan cek airbag dengan engine analyzer yang juga berfungsi melakukan penyetelan ulang (reset) sistem airbag. Seperti di paparkan pada situs Indonesiautosblog.com (27/4/2015).

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Bahaya tersembunyi pada airbag kendaraan

0 comments:

Post a Comment