Thursday, October 1, 2015

Jokowi di antara perang robot dan akun pseudonim


(Ilustrasi) Presiden Joko Widodo meninjau lokasi kebakaran lahan di Kalimantan Selatan, Rabu (23/9).
(Ilustrasi) Presiden Joko Widodo meninjau lokasi kebakaran lahan di Kalimantan Selatan, Rabu (23/9).

Beberapa hari terakhir, muncul perang tagar di linimasa Twitter, yang "seakan-akan" menggambarkan pro-kontra terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Salah satu momennya terjadi Rabu sore (30/9/2015), saat tagar #StepDownJokowiJK (kontra-Jokowi), dan #SupportPresidenRI (pro-Jokowi) bergantian memuncaki topik tren Twitter Indonesia.


Disebut "seakan-akan", karena tagar-tagar itu dipenuhi kicauan akun-akun robot dan pseudonim. Sulit untuk menyebut kedua tren itu melejit karena pro-kontra yang alamiah.

Berikut hasil penelusuran terhadap kedua tagar itu.

#StepDownJokowiJK

Bila merujuk pelacakan TweetBinder, terlihat bahwa tagar #StepDownJokowiJK banyak dikicaukan oleh akun-akun anonim.

Berdasar pelacakan atas 1500 kicauan, kontributor teraktif dari #StepDownJokowiJK adalah akun-akun pseudonim macam, @yudhawirapp, @yusufhamsir, @kontolq_gede, @FajeedAditya_, dan @totti_mom.

Di antara akun-akun itu, ada pula yang sekadar me-retweet tanpa mengirimkan kicauan asli. Seolah pekerjaannya sekadar "menyambar" kicauan.

Kolom kontributor berpengaruh, diisi nama-nama seperti, @Jonru (dikenal milik kader Partai Keadilan Sejahtera, Jonru), dan akun pseudonim, @sangpemburu99.

Adapun pemula tagar ini adalah Ongen Vito Corleone (@ypaonganan). Kicauan pemicu itu dibagikan pada 30 September 2015, pukul 7.02 WIB.








Kalimat "kayaknya waktunya ganti hastag" dalam kicauan @ypaonganan, seakan membenarkan bahwa #StepDownJokowiJK, merupakan satu dari sekian tagar yang didongkrak popularitasnya oleh kelompok pengkritik Jokowi.

Paling tidak sepekan terakhir, memang telah muncul sejumlah tagar macam #JokowiTurunDolarTurun, #ImpeachJokowiJK, dan sebagainya. Adapun hasil pencarian terhadap tagar-tagar itu menunjukkan kontributor yang tidak jauh berbeda.

Agaknya, akun-akun itu memang sengaja mengganti tagar, guna menempatkannya di daftar topik tren Twitter. Padahal isinya pun nyaris seragam, secara umum--bisa disebut--sekadar mengirim sentimen negatif terhadap Jokowi.

Sebagai catatan, Twitter memang menyaring kicauan dan tren, antara lain bila dianggap, "Menge-Tweet topik/hashtag yang sama berulang-ulang tanpa menambahkan nilai pada percakapan dengan tujuan agar topik menempati tren atau berada di tren lebih tinggi."

Kicauan seperti itu bisa dianggap sebagai spam oleh Twittter.



Kontributor tagar #StepDownJokowiJK. 1 Oktober 2015, pukul 12.30 WIB.
Kontributor tagar #StepDownJokowiJK. 1 Oktober 2015, pukul 12.30 WIB.

#SupportPresidenRI

Boleh jadi, ada sebagian pendukung Jokowi yang merasa terusik dengan aktivitas tagar kontra-Jokowi di linimasa. Hal itu yang mendorong mereka menghadirkan tagar bersentimen positif untuk Jokowi, #SupportPresidenRI.

Di sisi lain, kubu kontra-Jokowi menuding tagar itu dipenuhi kicauan robot. Akun @bangzulPNI membuat rangkuman di Chirpstory, yang menunjukkan tagar #SupportPresidenRI dipenuhi aktivitas akun yang disebutnya sebagai robot.

Akun-akun di dalam rangkuman itu memang terlihat mengicaukan kicauan yang sama, secara serentak. Sebuah laku yang identik dengan robot.

Ada juga aktivitas dari akun pengejar tren macam @zeekepo. Akun seperti ini sekadar melempar pertanyaan beruntun, yang tidak relevan dengan tagar.

Meski demikian pelacakan TweetBinder menunjukkan bahwa tagar #SupportPresidenRI masih dikicaukan sejumlah sosok berpengaruh macam, @fadjroel, @andreopa, @OlgaLy_DIA, hingga akun pseudonim @PartaiSocmed.









Kontributor tagar #SupportPresidenRI. 1 Oktober 2015, pukul 12.30 WIB.
Kontributor tagar #SupportPresidenRI. 1 Oktober 2015, pukul 12.30 WIB.


#StepDownJokowiJK dan #SupportPresidenRI bergantian memuncaki topik tren Twitter Indonesia. 1 Oktober 2015, pukul 12.00 WIB.
#StepDownJokowiJK dan #SupportPresidenRI bergantian memuncaki topik tren Twitter Indonesia. 1 Oktober 2015, pukul 12.00 WIB.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Jokowi di antara perang robot dan akun pseudonim

0 comments:

Post a Comment