
Sejak ditemukan pertama kali di Arab Saudi pada tahun 2012, sampai saat ini penyakit Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) dikenal sebagai penyaki yang ganas dan bisa mematikan.
Direktur Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Wiendra Waworuntu, seperti diwartakan FokusJabar mengungkapkan bahwa pemerintah akan memeriksa kesehatan jemaah haji pada saat pulang.
Ini dilakukan untuk antisipasi masuknya kasus MERS Corona Virus (MERS-Cov) ke Indonesia melalui jemaah haji. Pasalnya, pada musim haji 2015 di Arab Saudi sedang terjadi peningkatan kasus Mers -Cov.
MetroTVnews.com yang mengutip Wiendra mengatakan setibanya di tanah air, jemaah haji akan diawasi selama 14 hari di daerah masing-masing. Hal itu diakuinya, guna mengantisipasi dan memastikan jika jemaah haji tersebut tidak tertular virus MERS-CoV.
Selain itu, ia pun mengusulkan kepada petugas yang mendampingi jemaah haji selama di Arab Saudi untuk diberikan waktu tambahan libur atau cuti kerja sebagai antisipasi. Petugas itu diharapkan tidak beraktivitas ke luar rumah. Karena dikhawatirkan para petugas itu pun tak luput dari penyebaran virus tersebut.
Menurut Wiendra kepada Liputan6.com strategi kesiapsiagaan antisipasi penyebaran MERS-CoV ke Indonesia dilaksanakan melalui penguatan koordinasi lintas program dan lintas sektor, advokasi dan sosialisasi, surveilans di pintu masuk ke Indonesia, surveilans di Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rumah Sakit, penguatan jejaring laboratorium, komunikasi risiko, penguatan kapasitas, tata laksana kasus dan Pengendalian Infeksi dan Peningkatan pemantauan di pintu masuk negara (bandara, pelabuhan dan PLBDN).
Gejala penyakit MERS-Cov adalah demam, batuk dan sesak nafas, bersifat akut, biasanya pasien memiliki penyakit ko-morbid/penyerta. Masa inkubasi penyakit ini adalah 2-14 hari.
Virus MERS-CoV dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan antar manusia di komunitas yang berkelanjutan.
Kemungkinan penularannya dapat secara langsung melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batuk atau bersin, maupun tidak langsung melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.
Menurut data WHO jumlah kasus sampai 25 September 2015 sejak sejak November 2012 berjumlah 1.570 kasus, 555 kematian (CFR: 35,3%). Wilayah terjangkit meliputi 26 negara. Sejauh ini belum ada Warga Negara Indonesia yang positif terinfeksi MERS-CoV dan dirawat (berada) di Indonesia.
Guru Besar Pulmonologi FKUI Menaldi Rasmin kepada KOMPAS.com mengatakan virus korona belum dikenal tubuh. Hal ini menyebabkan sistem pertahanan tubuh belum mampu menangkalnya dengan baik sehingga jatuh korban jiwa.
0 comments:
Post a Comment