
Kondisi Tosan (51 tahun) petani yang juga aktivis penolak tambang pasir di Lumajang mulai membaik. Tosan yang dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang sempat tak sadarkan diri selama dua hari setelah menjadi korban pengeroyokan preman Sabtu (26/9/2015).
Di RS Saiful Anwar, Tosan -korban pengeroyokan preman Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang--sempat menjalani operasi karena luka-luka yang dideritanya.
Di sana ia ditempatkan di sebuah ruang isolasi. "Lambungnya bocor, dilindas sepeda motor," ujar istrinya, Ati Hariati seperti dikutip Tempo.
Selain mengalami luka di lambung, Tosan juga mengalami luka bacok di kepala.
Usai operasi, kondisinya berangsur membaik. Tosan sudah bisa membuka kedua kelopak matanya meski belum bisa berkomunikasi.
Menurut Ati, demi keselamatan, Tosan dilarang dijenguk. Ati juga dilarang menemui orang yang tak dikenal. Sejumlah polisi, Rabu siang ini juga mulai tampak ikut menjaga.
Sejak pertama kali Tosan dirawat di RSSA Malang, kata Ati, tidak ada seorang pun pejabat Pemkab Lumajang yang datang membesuk. Biaya pengobatan sepenuhnya ditanggung pihak keluarga.
"Polisi hanya turut mengawal suami saya saat dibawa ke RSSA Malang, setelah itu tidak ada lagi. Biaya pengobatan juga dari kami sendiri," ujar Ati seperti dilansir Liputan6.
Untuk membantu biaya pengobatan Tosan, Walhi Jawa Timur menggalang donasi. "Kami sedang menggalang donasi untuk biaya pengobatan Pak Tosan dan dana belasungkawa bagi keluarga Salim Kancil," kata Dewan Daerah Walhi Jawa Timur, Purnawan D Negara seperti dikutip okezone.com.
Donasi, kata Purnawan, dapat dikirimkan melalui rekening BNI: 021.882.422.8 a/n Yayasan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia. Dana yang terkumpul nantinya akan diserahkan kepada keluarga Tosan dan Salim Kancil.
Tosan adalah satu dari dua belas orang warga Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang Jawa Timur yang selama ini getol menolak tambang pasir di desanya. Bersama Salim Kancil, Tosan dikenal adalah aktivis yang vokal. Dua orang ini menjadi korban pengeroyokan preman Sabtu (26/9/2015).
Tosan dikeroyok sekitar 30 orang. Ia dipukul dengan kayu dan cangkul. Juga dilindas berkali-kali dengan motor. Beruntung ia masih selamat.
Sementara rekannya mengalami kekerasan yang lebih sadis. Selain dipukuli, Salim juga disetrum, diclurit, dan dihantam batu. Akibatnya Salim tewas.
Atas peristiwa ini, kepolisian Lumajang telah menetapkan 22 orang tersanga. Dua di antara tersangka itu masih di bawah umur. Kini 20 orang tersangka ditahan di Mapolda Jawa Timur.
0 comments:
Post a Comment